BUDAYAKAN KARAKTER BELAJAR SISWA

Oleh : Iit Purnama Asri
Guru Bahasa Indonesia - SMP Negeri 2 Waru
Karakter dimaknai sebagai akhlak atau budi pekerti setiap individu. Akhlak dapat disebut sebagai tabiat atau watak. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda. Karakter yang terbentuk pada individu berasal dari interaksi dengan lingkungan. Jika lingkungan di sekitar individu tersebut baik, maka terbentuklah karakter yang mulia. Namun, jika lingkungan di sekitar individu buruk, maka terbentuklah karakter yang kurang baik. Oleh sebab itu, lingkungan di sekitar individu seharusnya baik agar terbentuk indivdu dengan karakter mulia.
Membangun Karakter Belajar Siswa
Sudrajat (2011: 48) mengungkapkan bahwa karakter yang baik memiliki kaitan 3 hal, yaitu: mengetahui yang baik (knowing the good), mencintai yang baik (loving the good), dan melakukan yang baik (acting the good). Individu yang masih balita sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan dan pendidikan dari keluarga. Pola pengasuhan dan pendidikan dapat mengarahkan perasaan dan pola pikir individu. Mengetahui yang baik (knowing the good) diobservasi dengan kemampuan individu untuk memahami dan membedakan sesuatu yang baik dan buruk. Mencintai yang baik (loving the good) ditandai dengan membuat komitmen untuk melakukan sesuatu yang baik. Berikutnya melakukan yang baik (acting the good) yaitu melakukan segala sesuatu yang baik sesuai dengan agama dan moral yang berkembang di masyarakat.
Membangun karakter dapat dilakukan dari kelas. Kelas sebagai suatu komunitas terdiri atas siswa yang belajar dan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Jika setiap kelas di negara ini terbentuk karakter yang baik, maka kualitas bangsa ikut baik. Kualitas bangsa dapat diukur dari berbagai aspek, seperti: kualitas SDM, kualitas pendidikan, kegiatan pembelajaran di kelas, dan pendampingan pembelajaran. Peningkatan kualitas SDM, kualitas pendidikan, kegiatan pembelajaran di kelas, dan pendampingan di kelas tidak lepas dari learning power. Learning power menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator di kelas. Selain itu, pengembangan potensi dilandasi oleh minat siswa, sehingga hasil belajar yang terbentu yaitu karakter, kompetensi, dan kreativitas.
Tugas sekolah yang diberikan oleh guru sebaiknya bertujuan untuk membangun karakter siswa agar bersikap tertib. Di masa depan, tugas sekolah yang diberikan guru diharapkan dapat membangun kompetensi dan kreativitas siswa. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: memperbaiki pembelajaran dan memperbaiki manajemen. Dalam memperbaiki pembelajaran, karakter yang perlu dibentuk adalah moral dan kinerja siswa, pembelajaran berbasis minat siswa masing-masing, dan pembelajaran berbasis kreativitas siswa berdasarkan minat. Dalam memperbaiki manajemen, perubahan dimulai dari manajemen guru dan karyawan, desain kurikulum pembelajaran, dan pembinaan pembelajaran.
Kegiatan guru untuk membangun karakter siswa yaitu dengan cara menjelaskan yang berfungsi mengangkatkan potensi siswa menjadi kompetensi dan prestasi. Selain itu, guru perlu mengorkestra yang berfungsi meletakkan pondasi kehidupan. Guru mengomentari siswa untuk membangun motivasi belajar sepanjang hayat. Lalu modelling dengan mengarahkan pada pembelajaran efektif.
Komponen karakter yang perlu dikembangkan pada setiap siswa, antara lain: visi pribadi yang kuat, pola pikir positif, akhlak yang mulia, ketangguhan, kecerdasan, berpikir reflektif, dan kerja sama. Karakter berupa visi pribadi yang kuat mencakup bersyukur secara konsisten, memvisualisasikan visi, dan menyimpan dalam benak. Karakter berupa pola pikir positif mencakup yakin sepenuh hati, berpikir positif terhadap semua hal, dan berpikir selaras. Karakter berupa akhlaq mencakup tertib, peduli, dan santun. Karakter berupa ketangguhan mencakup fokus dan pantang menyerah. Karakter berupa kecerdasan mencakup bertanya secara spesifik dan membuat kajian. Karakter berupa berpikir reflektif mencakup adanya target di awal kegiatan dan adanya evaluasi di akhir kegiatan. Kegiatan berupa kerja sama mencakup kerja mandiri dan bekerja sama serta mendengar aktif.
Kegiatan Membangun Karakter Belajar
Kegiatan membangun karakter belajar siswa dilakukan melalui komponen berikut: visi pribadi yang kuat, pola pikir positif, akhlak yang kuat, ketangguhan, kecerdasan, berpikir reflektif, dan kerja sama. Kegiatan membangun visi pribadi memiliki sub-komponen: bersyukur, memvisualisasikan visi, dan menyimpan dalam benak. Kegiatan membangun visi pribadi dengan sub-komponen bersyukur dilakukan dengan cara memberikan kesempatan siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Kegiatan sub-komponen memvisualisasikan visi dilakukan dengan cara membuat pohon cita-cita. Kegiatan sub-komponen menyimpan dalam benak dilakukan dengan cara menempel pohon cita-cita di tempat strategis agar siswa selalu dapat melihat cita-citanya.
Kegiatan membangun pola pikir positif memiliki sub-komponen: yakin sepenuh hati, berpikir positif, dan bertindak selaras. Kegiatan sub-komponen yakin sepenuh hati dilakukan dengan cara mendiskusikan dasar hukum menurut keyakinan masing-masing. Kegiatan sub-komponen berpikir positif dilakukan dengan cara doa 10 detik. Kegiatan sub-komponen bertindak selaras dilakukan dengan cara pelatihan untuk menyelaraskan hati.
Kegiatan membangun kekuatan akhlak memiliki sub-komponen: tertib, peduli, dan santun. Kegiatan sub-komponen tertib dilakukan dengan cara datang tepat waktu. Kegiatan sub-komponen peduli dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan sub-komponen santun dilakukan dengan cara penerapan salam dan santun.
Kegiatan membangun ketangguhan memiliki sub-komponen: fokus dan pantang menyerah. Kegiatan sub-komponen fokus dilakukan dengan melatih siswa untuk berenang atau memasukkan bola basket ke dalam ring. Kegiatan sub-komponen pantang menyerah dilakukan dengan cara lari melalui rintangan.
Kegiatan membangun kecerdasan memiliki sub-komponen bertanya secara spesifik dan membuat kajian. Kegiatan sub-komponen bertanya secara spesifik dilakukan dengan melatih siswa membuat pertanyaan penting. Kegiatan sub-komponen membuat kajian dilakukan dengan cara membuat kajian sesuai minat siswa.
Kegiatan membangun kecerdasan memiliki sub-komponen: menentukan target dan melakukan evaluasi. Kegiatan sub-komponen menentukan target dilakukan dengan cara membuat target di awal kegiatan pembelajaran. Kegiatan sub-komponen melakukan evaluasi dengan cara melakukan evaluasi di akhir kegiatan pembelajaran.
Kegiatan membangun kerja sama memiliki sub komponen: kerja mandiri, kerja bersama, dan mendengar aktif. Kegiatan sub-komponen kerja mandiri dilakukan dengan cara memberi tugas mandiri kepada siswa. Kegiatan sub-komponen kerja bersama dilakukan dengan memberikan penugasan secara berkelompok kepada siswa. Kegiatan sub-komponen mendengar aktif dilakukan dengan cara mendengarkan dan menuliskan resume kotbah Jumat setelah salat Jumat bagi siswa muslim. Bagi siswa nonmuslim, siswa menuliskan resume kotbah di masing-masing tempat ibadah mereka.
Dengan membangun karakter belajar, hasil yang diharapkan yaitu dapat menentukan sasaran mutu pendidikan dengan tepat. Bila karakter siswa sudah terbentuk sesuai dengan karakter belajar, mutu pendidikan meningkat sesuai yang diharapkan. Selain itu, membangun karakter belajar dapat meningkatkan peran pendidik sebagai motivator dan fasilitator siswa.
Membangun karakter belajar siswa tentu tidak dilakukan secara instan namun perlu proses yang dilakukan sepanjang hayat. Sesuai dengan asas belajar, belajar pada individu haruslah dilakukan sepanjang hayat agar nilai-nilai positif diinternalisasi secara terus-menerus. Membangun karakter belajar siswa dilakukan di sekolah sebagai bagian dari pengembangan potensi siswa berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki. Jika karakter belajar ini terus dipupuk oleh guru dan siswa, maka belajar tidak dianggap sebagai kewajiban. Namun, belajar dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- BERBOHONG YANG DIPERBOLEHKAN
- CIRCLE ISLAMI GO TO JANNAH
- MENINGKATKAN GAIRAH PELAJAR MUSLIM
- Outdoor Learning SMP Negeri 2 Waru
- Psikolog UI: Lato-lato Timbulkan Emosi Positif untuk Anak-anak
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :
Komentar :
Kembali ke Atas