MENINGKATKAN GAIRAH PELAJAR MUSLIM

KARYA AGUSTYA ANA FAJAR LESTARI (IX-E)
JUARA PERTAMA LOMBA ARTIKEL ISLAM
Dalam Islam, belajar adalah serangkaian aktivitas manusia yang menyangkut, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah, belajar merupakan kewajiban muslim dan Muslimah di manapun berada.
Teori Kognitif pada Pendidikan Islam
Secara bahasa, kognitif berasal dari bahasa Latin yang artinya berpikir. Dalam KBBI, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau melibatkan kognisi atau berdasarkan pengetahuan factual yang empiris. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi populer di kalangan masyarakat serta pelajar.
Teori belajar merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Belajar tidak sekadar melibatkan hubungan stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir (usaha mengaitkan pengetahuan baru ke dalam struktur berpikir yang sudah dimiliki individu) yang kompleks. Sehingga membentuk struktur kognitif yang baru lebih mantap sebagai hasil belajar.
Teori Afektif pada Pendidikan Islam
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa untuk mengetahui perkembangan tujuan pendidikan dan hasil belajar, diperlukan penilaian dan evaluasi secara menyeluruh, sistematik, sistemik, dan terstandar. Sementara karakteristik afektif setidaknya memiliki tiga kriteria, yaitu melibatkan perasaan emosi, bersifat khas, dan memiliki intensitas, arah, dan target.
Intensitas merupakan tingkat atau kekuatan suatu peristiwa, perilaku, emosi, atau perasaan. Terjadi tidaknya proses kegiatan pembelajaran dalam ranah afektif dapat diketahui dari tingkah laku yang menunjukkan kesenangan belajar. Misalnya perasaan, emosi, minat, sikap, dan apresiasi yang positif menimbulkan tingkah laku yang kontruktif, sedangkan pikiran (kognitif) seringkali tidak.
Teori Psikomotor pada Pendidikan Islam
Psikomotor adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik, dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktikkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, teknik, dan cara pelaksanaan.
Dari beberapa uraian di tas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar membutuhkan pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga dapat melihat skor yang diperoleh pelajar. Untuk itulah kemampuan (skill) dapat terkontrol sejak awal hingga akan mendapatkan peningkatan yang diinginkan sesuai kemampuan belajar. (aaf/ipa)
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- BUDAYAKAN KARAKTER BELAJAR SISWA
- BERBOHONG YANG DIPERBOLEHKAN
- CIRCLE ISLAMI GO TO JANNAH
- Outdoor Learning SMP Negeri 2 Waru
- Psikolog UI: Lato-lato Timbulkan Emosi Positif untuk Anak-anak
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :
Komentar :
Kembali ke Atas